Kasus Positif 2.803, Surabaya jadi Zona Merah Tua Penularan Corona

Kasus Positif 2.803, Surabaya jadi Zona Merah Tua Penularan Corona Kasus Positif 2.803, Surabaya jadi Zona Merah Tua Penularan Corona

Wilayah Jawa Timur terus menjadi episentrum modern penularan virus corona Covid-19 antara Indonesia. Bahkan ibu kota provinsi terkemuka yaitu Surabaya menjadi zona merah silam penyebaran penyakit terkemuka saat ini.

Dari laman infocovid19.jatimprov.go.id, engat Rabu (3/6) 18.40 WIB, kasus absolut corona di Jatim mencapai 5.310 kasus. Seluber 2.803 atau lebih ketimbang separuhnya berada di Surabaya. Dari peta di laman terkandung, terlihat warna adapun menggambarkan angka penularan corona di Kota Pahlawan itu selaku merah tua. Sedangkan daerah lain masih berwarna merah bayan.

Berbeda memakai data Pemprov,  data Pemerintah Kota Surabaya menunjukkan jumlah kasus positif corona hadapan angka 2.748 orang. Dari laman resmi penanganan corona Kota Pahlawan yakni lawancovid-19.surabaya.go.id, penduduk terinfeksi paling berjibun tercatat berada hadapan wilayah Surabaya Timur memakai jumlah 932 orang.

Adapun kelurahan dengan jumlah infeksi corona terberjibun dalam Surabaya berada dalam Kelurahan Kemayoran beserta Kalirungkut melainkan 129 beserta 113 kasus. "Itu bukan hitam tapi merah tua. Kalau angkanya dua ribu sekian jadi merah tua," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Senin (1/6) lintas dikutip melalui Liputan6.com.

(Baca: Jumlah Kasusnya Melonjak, Jatim Jadi Zona Merah Virus Corona)

Lonjakan kasus corona dempet Surabaya juga ditandai munculnya sebagian klaster anyar penyakit ini. Beberapa klaster terkait penularan dempet mal engat pabrik rokok, pasar, dan rumah ibadah. Bahkan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat ini berstatus orang terdalam pemantauan (ODP) usai menyambangi warga Kedung Turi yang dihuni lima warga betul Covid-19.

Lima warga akan dinyatakan positif corona sebelumnya sempat dinyatakan negatif usai menjalani rapid test. “Saya meminta izin kepada Bu Risma (Wali Kota Surabaya) untuk menjalani karantina mandiri," kata Whisnu, Rabu (3/6).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan menyimpang satu cara akan dilakukan adalah melacak kasus dengan agresif.  Jika penelusuran telah dilakukan maka akan akan ditemukan orang dengan risiko (ODR). Dari temuan tercatat, Pemkot Surabaya mencari siapa saja orang lain akan terkait. “Kami tracing, siapa dia, ketemu antara mana, kemudian siapa saja antara situ," kata Risma.

Selain itu Pemkot Surabaya pun terus melakukan rapid test menyertai swab dalam lokasi yang dinilai terpapar pandemi. Risma pun mengatakan awalnya ia kesulitan karena adanya keterbatasan alat tes. Namun belakangan Kementerian Kesehatan, Badan Intelijen Negara (BIN), menyertai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi bantuan. “Sampai hari ini rapid test kurang lebih 27 ribu orang,” ujarnya.

 

Ledakan kasus di Jatim, eksklusifnya Surabaya lagi jadi perhatian Presiden Joko Widodo. Jokowi memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo meluncur ke kota tersebut untuk mendukung langkah penanganan Covid-19 sebab pemda.

"Kami mengikuti terus perkembangan Kota Surabaya. Langkah yang sudah dilakukan saat ini sudah sangat baik," kata Doni.

(Baca: Diprotes Risma, Gugus Tugas Jatim Ungkap Asal Mula Bantuan Mobil PCR)

Dukungan bagi memutus rantai penularan corona juga diberikan warga kota teradi kedua RI itu. Seberlipat-lipat 1.009 Rukun Warga (RW) telah membentuk Kampung Wani Jogo Suroboyo bagi menjaga daerahnya atas penyebaran Covid-19.

Warga akan menjaga pintu menganut RW masing-masing dengan portal maka membatasi akses demi memutus rantai pandemi. "Jumlah ini akan bertambah seiring koordinasi teman-teman kecamatan kepada warganya masing-masing," ujar Wakil Sekretaris Gugus Tugas Pergesitan Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto, Selasa (2/6).